New Post!

  •  

    Berikut ini Contoh Soal Ujian Tengah Semester Gasal TP. 2022/2023
    SMK Muhammadiyah 2 Jatinom

    1.      Nyatakan dalam bentuk paling sederhana dan tanpa menggunakan kurung:

          2.      Hitung nilai dari

           Untuk a = 5, b = 2 dan c = 1
    Semoga Bermanfaat untuk kita Semua
    Semangat Untuk Belajar Matematika
    SMK Bisa
    SMK Muhammadiyah 2 Jatinom Jaya

    Latihan Soal Ujian Tengah Semester TP. 2022/2023

    0
  •  PENGARUH PATRAP TRILOKA TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN

          Pada tahun 1922, R.M. Suwardi Suryaningrat yang lebih kita kenal sebagai Ki Hajar Dewantara mendirikan Perguruan Nasional Taman siswa (National Onderwijs Institut Tamansiswa). Beliau pun mencetuskan asas-asas pendidikan yang kita kenal sebagai Patrap Triloka. Patrap Triloka terdiri atas tiga semboyan, yaitu Ing ngarsa sung tuladha, Ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani.  Semboyan dalam dunia pendidikan tersebut diterjemahkan menjadi "didepan memberi teladan", "di tengah membangun motivasi", dan "dibelakang memberikan dukungan". Disadari atau tidak, ketiga nilai tersebut berpengaruh terhadap pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajar. Nilai Ing ngarsa sung tuladha, memberikan pengaruh nyata terhadap peran guru sebagai teladan di garis depan. Selaras dengan nilai ini, seorang Calon Guru Penggerak (CGP) hendaknya menjadi teladan dalam menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Pengambilan keputusan yang dilakukan tentunya dengan menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Bentuk nyata pengaruh nilai adalah sosok CGP yang mampu menggerakkan ekosistem ke arah lebih baik. Hal ini juga berlaku pada nilai Ing madya mangun karsa. Nilai ini mengingatkan bahwa seorang CGP harus mampu membangun motivasi diri dan orang lain untuk melakukan pengambilan keputusan yang tepat. Berlandaskan nilai ini seorang CGP bisa berbagi semangat untuk terus bergerak. Gerakan yang dilakukan berupa ajakan kepada guru-guru lain untuk bersama-sama bergerak. Di sinilah nilai ini memengaruhi jiwa kolaboratif pada didi CGP dan guru lainnya. Sedangkan nilai Tut wuri handayani memengaruhi CGP dalam hal memberikan dukungan. Seorang CGP selayaknya menjadi pendukung dalam penerapan pengambilan pengambilan keputusan dengan tepat dalam ekosistem pendidikan. CGP bisa memberikan dukungan berupa ide, gagasan, dan masukan dalam proses pengambilan keputusan. Selain itu, juga bisa berupa pemberian opsi trilema berupa ide kreatif dalam pengambilan keputusan. Sudah seharusnyam CGP senantiasa tergerak untuk menemukan ide kreatif.

    PENGARUH NILAI DIRI TERHADAP PRINSIP-PRINSIP PENGAMBILAN KEPUTUSAN

         Guru penggerak sejatinya hanyalah status. Pada dasarnya setiap individu guru adalah penggerak. Setidaknya bagi dirinya sendiri. Disadari atau tidak, setiap guru sebenarnya memiliki nilai-nilai sebagai guru penggerak. Di dalam guru ada nilai-nilai tertanam sejak pertama memutuskan menjadi seorang pendidik. Dalam perjalanannya nilai-nilai itu akan semakin terasah. Tindakan untuk mengembangkannya pun semakin terarah. Namun, tidak semua bisa menerapkan nilai-nilai tersebut. Tentu masing-masing memiliki alasannya. Nilai-nilai dalam diri kita sebagai guru, besar pengaruhnya terhadap pengambilan suatu keputusan. Nilai inovatif dalam diri guru akan menjadi dasar yang baik dalam menentukan berbagai opsi pengambilan keputusan yang dilakukan. Nilai kolaboratif akan memengaruhi kita dalam memetakan aktor yang terlibat dalam pengambilan keputusan. Tidak terkecuali dengan nilai mandiri. Nilai ini akan menjadi dasar bagi seorang guru untuk menentukan inisiatif berdasarkan prinsip pengambilan keputusan. Nilai ini  juga akan menjadikan seorang guru bisa berpikir cepat dan tepat dalam menghadapi situasi dilema etika yang menjadi alasan pengambilan keputusan. Demikian halnya dengan nilai reflektif. Nilai ini akan berpengaruh besar terhadap kemampuan seorang guru melakukan refleksi atas keputusan yang diambil. Refleksi ini akan membuat guru menjadi tahu benar tentang keputusannya sudah tepat atau belum. Muara dari semua nilai itu adalah berpihak pada murid. Nilai dalam guru ini akan memengaruhi sikap dalam menentukan prinsip-prinsip pengambilan keputusan yang terbaik dengan mempertimbangkan kepentingan terbaik bagi murid. Nilai-nilai tersebut pada akhirnya akan disadari dan dipahamai sebagai kesatuan utuh dalam diri guru.

    KAITAN KEGIATAN TERBIMBING DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

         Dalam pengujian pengambilan keputusan, bimbingan dalam bentuk coaching sangat membantu. Peran pendamping dan fasilitator selama proses pembelajaran merupakan hal baik bagi CGP untuk bisa menggali potensi diri dalam melakukan pengambilan dan pengujian keputusan dengan tepat. Melalui diskusi dua arah, hal-hal atau pertanyaan terkait pengambilan keputusan bisa dilakukan dengan baik. Sebagai contoh saat saya mengambil keputusan mengubah rencana jangka pendek yang telah di susun, pendmping mengarahkan saya untuk bisa menemukan potensi saya. Hingga akhirnya dari proses coaching tersebut saya menyadari, bahwa keputusan yang saya ambil sudah tepat. Hal ini menurut saya peran pendamping dan fasilitator dalam pengambilan keputusan sangat efektif. Termasuk di dalamnya adalah diskusi terkait studi kasus yang terjadi di sekolah.

    PEMBAHASAN STUDI KASUS DAN NILAI-NILAI YANG DIANUT PENDIDIK

         Pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral dan etika berkaitan erat dengan nilai-nilai yang dianut seorang pendidik. Moral dan etika adalah satu kesatuan merupakan nilai-nilai yang dianut seorang pendidik. Moral dan etika tetaplah harus tertanam sebagai nilai seutuhnya pada pribadi pendidik. Pembahan studi kasus yang fokus pada moral dan etika merupakan langkah awal bagi pendidik untuk mengenali nilai-nilai dalam diri. Melalui pembahasan studi kasus pendidik bisa sekaligus mengeksplorasi nilai-nilai lainnya dalam diri antara lain peduli dan tanggung jawab. Selain itu, kedua nilai akan memberikan kemudahan bagi guru untuk membedakan bujukan moral dan dilema etika. Dalam studi kasus pengambilan keputusan, seorang pendidik harus memahami terlebih dahulu perbedaan antar bujukan moral dan dilema etika. Seorang pendidik harus memastikan terlebih dahulu, apakah studi kasus yang di dalamnya adalah benar vs benar atau benar vs salah. Jika studi kasus yang dianalisis benar vs benar, maka pendidik harus menetapkan langkah pengambilan keputusan. Hal ini karena bisa di pastikan kasus tersebut termasuk dilema etika. Sedangkan apabila kasus tersebut benar vs salah berarti kasus tersebut merupakan bujukan moral. Dalam hal ini, pendidik harus memiliki nilai ketegasan dalam mengambil keputusan.

    PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERDAMPAK PADA LINGKUNGAN

         Pengambilan keputusan yang tepat berpegangan pada kepentingan terbaik bagi semua pihak. Sehingga tidak ada pihak-pihak yang tersakiti akibat pengambilan keputusan tersebut. Tentunya bukan hal yang mudah, membutuhkan upaya yang terencana dan sistematis. Seorang pendidik terlebih dahulu harus menyusun perencanaan pengambilan keputusan. Perencanaan berawal dari penulisan kasusu secara detail. Selanjutnya adalah melakukan analisa berdasarkan paradigma, prinsip, dan langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Seorang pendidik memilih keputusan berdasarkan analisa dengan hasil tepat. Apabila melalui tahap terakhir, yaitu refleksi. Dan kalau ternyata tidak tepat pendidik bisa saja mengubah keputusan yang akan diambilnya. Selain itu, bisa juga menggunakan opsi trilema yang merupakan cara kreatif yang tidak terpikirkan sebelumnya sebagai keputusan. Jika pengambilan keputusan dilakukan dengan tepat, maka kondisivitas ekosistem sekolah akan tetap terjaga. Hal ini karena tidak adanya konflik berkepanjangan setelah keputusan diambil. Ekosistem sekolah pun tetap nyaman dan aman tanpa gejolak yang berarti akibat keputusan yang diambil. Semua pihak yang terlibat akan menerima hasil keputusan dengan hati terbuka dan lega.

    KESULITAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

         Melakukan hal baru tidak selamanya mengalami kemudahan. Ada kalanya ditengah perjalanan menemukan kesulitan. Dengan perencanaan yang tepat akan memberikan kemudahan dalam mengambil keputusan. Upaya meminimalisirnya adalah dengan melakukan pemetaan kesulitan yang dihadapi. Tujuannya adalah menemukan strategi penyelesaian saat mengalami kesulitan. Dari pemetaan kesulitan, setidaknya ada gambaran diperoleh sebagai berikut : Pertama, belum adanya kesamaan pemahaman tentang bujukan moral dan dilema etika. CGP bisa melakukan upaya membumikan pemahaman tersebut melalui disimenasi dan teladan. Dalam hal ini CGP bisa melakukan diseminasi  dan pelatihan kepada rekan sejawat. Sedangkan sebagai teladan, CGP membiasakan diri dengan menerapkan hal tersebut dalam pengambilan keputusan. Kedua, pengambilan keputusan berdasarkan 3 prinsip, 4 paradigma dan 9 langkah belum menjadi budaya positif di sekolah. Upaya mengatasinya melalui diseminasi materi pengambilan keputusan kepada rekan sejawat. Langkah ini untuk menciptakan kesamaan pemahaman dan kesadaran menerapkan. Hingga pada akhirnya akan terus tumbuh menjadi sebuah budaya positif di sekolah.

    PENGARUH PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN PENGAJARAN YANG MEMERDEKAKAN MURID

         Pengambilan keputusan sangat berpengaruh terhadap pengajaran yang memerdekakan murid. Bentuk pengaruh nyata dilihat dari pengambilan keputusan terkait proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Keputusan dalam menentukan bentuk-bentuk diferensiasi yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran. Selain itu juga terkait dengan keputusan untuk mengembangkan proses pembelajaran berpihak pada murid. Bukan saja pada tingkat guru  dalam proses pembelajaran. Namun, juga pada tataran pengambilan kebijakan sekolah. Pihak sekolah harus memikirkan matang-matang dalam menentukan kebijakan terkait pendidikan murid. Sekolah menjadikan murid sebagai subjek pendidikan adalah dasar dalam mengambil keputusan. Beberapa pertimbangan bisa dilakukan sekolah sebelum mengeluarkan keputusan. Seorang CGP bisa menjadi pemberi masukan pada pihak sekolah. Terutama terkait kebijakan menyangkut kepentingan terbaik bagi murid. Hal ini menunjukkan bahwa seorang CGP bisa memengaruhi pengambilan keputusan, Sekaligus juga menggiring dan mengarahkan keputusan sekolah untuk menetapkan pengajaran yang memerdekakan murid. Dalam hal ini peran sebagai pemimpin pembelajaran sangat dibutuhkan. 

    PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN MASA DEPAN MURID

         Sebagai seorang pemimpin pembelajaran harus memahami paradigma pengambilan keputusan. Hal ini akan membantu mempermudah dalam menentukan prinsip dan langkah-langkah pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan yang dilakukan seorang pemimpin pembelajaran harus berpihak pada murid. Ada hubungan erat antara keputusan masa sekarang dengan masa depan  murid. Pengambilan keputusan yang tepat akan berdampak pada perubahan murid ke depannya. Bisa dikatakan  bahwa masa depan murid bisa saja tergantung dari keputusan yang diambil guru saat ini. Contoh sederhana pada saat kita membuat keputusan untuk tidak menaikkan murid karena terkendala regulasi atau aturan sekolah. Bisa jadi saat itu kita menjadi pemutus harapannya menjadi lebih baik di masa depan. Itu adalah contoh kasus yang sering kita temui di lapangan. Contoh kasus yang bisa jadi menjadi kunci masa depan bagi murid kita. Sebagai individu kita tidak pernah tahu akan menjadi apa murid-murid kita. Jika saat ini kita mengambil keputusan salah, bisa jadi akan menghambat langkahnya mencapai cita-cita murid. Atau juga bisa jadi dengan mengambil keputusan tepat, maka ke depannya kita akan memberikan hasilnya. Bisa saja murid berubah menjadi lebih baik berkat keputusan yang kita ambil tentangnya.  Bisa juga dengan keputusan kita yang tepat saat ini murid bisa menemukan potensi diri yang tersembunyi. Tentu hal tersebut akan menjadi berkah tersendiri. Oleh karena itu penting mengubah mindset kita, bahwa proses pembelajaran sejatinya pengambilan keputusan yang memerdekakan murid.

    KESIMPULAN AKHIR 

         Kesimpulan uraian diatas adalah bahwa kita harus mempelajari pengambilan keputusan dengan tepat dalam pengajaran yang memerdekakan murid demi kebaikan mereka di masa yang akan datang. Oleh karena itu, untuk bisa menghadirkan masa depan murid yang lebih baik, guru juga perlu mempertimbangkan bentuk diferensiasi dan sosial emosional murid dalam pengambilan keputusan. Tujuannya agar keputusan yang kita lakukan sesuai kebutuhan  mereka saat ini dan masa depan. Selain itu, sebagai seorang guru sudah seharusnya mengubah mindset, bahwa pengajaran yang dilakukan adalah bentuk dari coaching. Dalam hal ini guru harus memberikan bimbingan agar murid bisa mengambil keputusan terbaik bagi kehidupannya di masa kini dan masa depan. Dengan demikian, pengambilan keputusan dalam pengajaran yang memerdekakan murid haruslah benar-benar berpusat pada murid. Hal ini sesuai dengan filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara.


    Koneksi Antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Sebagai Pimpinan Pembelajaran

    0

  • Untuk Mengetahui Persiapan Dalam Menghadapi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK)
    Tingkat SMK Saya akan memberikan contoh Soal Latihannya,
    hal ini bekerjasama dengan MGMP Matematika SMK Se-kabupaten Klaten

    Soal Try Out Matematika
    1. Paket 1    Klik Soal
    2. Paket 2    Klik Soal
    3. Paket 3    Klik Soal
    4. Paket 4    Klik Soal
    Dalam bentuk pdf klik soal
    Selamat Mengerjakan

    SMK Bisa

    TRY OUT UNBK MATEMATIKA SMK 2020

    0
  • - Copyright © JALU SURONO, M. Pd - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -